GAMBARAN UMUM
A.
Geografi
Kecamatan Purwosari mempunyai luas wilayah 7175,68
Ha yang menurut kondisi tanahnya termasuk di daerah zona
pegunungan seribu, terletak di bagian selatan dari Kabupaten Gunungkidul.
Iklim terdiri dari musim kemarau dan
musim penghujan dimana pada musim kemarau di wilayah ini mengalami kekeringan.
Rata – rata ketinggian dari permukaan air laut 134,127 m, rata – rata curah
hujan 1,933 mm.
Wilayah
kecamatan Purwosari dibagi menjadi 5 Desa :
1.
Desa Giripurwo : 10 Dusun dengan luas :27,2569 km2
2. Desa Giricahyo : 7 Dusun dengan luas :16,3550
km2
3. Desa Girijati :
4 Dusun dengan luas : 7,6520 km2
4. Desa Giriasih : 4 Dusun dengan luas : 8,4334 km2
5. Desa Giritirto : 7 Dusun dengan luas :
12,0595 km2
Sedangkan
batas – batas wilayah kecamatan :
·
Sebelah Utara : Kabupaten Bantul
·
Sebelah Timur : Kecamatan Panggang
·
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
·
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul
Secara geografis wilayah
kecamatan Purwosari yang letaknya paling selatan dari ibukota Kabupaten
Gunungkidul. Daerah ini terkenal sebagai daerah tandus dan senantiasa mengalami
kekeringan yang berkepanjangan jika musim kemarau tiba. Kondisi yang sebagian
tanah kapur menyebabkan pola pertanian
di daerah ini mempunyai perbedaan yang khas dibandingkan dengan
Kecamatan di
Kabupaten yang berbatasan dengan kecamatan
Purwosari.
Adapun
penggunaan lahan sebagai berikut :
·
Persawahan :
105,2955 Ha
·
Tanah pertanian/
tegal :
5.404,1486 Ha
·
Bagunan dan
perumahan :
466,8065 Ha
·
Hutan Negara :
319,7640 Ha
·
Pertambangan /
lainnya :
805,7725 Ha
Daerah ini bukan merupakan
jalur ekonomi potensial dan bukan merupakan daerah pertanian, hanya saja
sebagian ada yang merupakan jalur masuk obyek wisata ke Pantai Parangtritis.
Dengan bentuk tanah yang bergunung – gunung dan berbukit batu oleh karena itu
pada umumnya bentuk badan jalan berbelok – belok tajam naik dan turun
Gambar 1
PETA WILAYAH KECAMATAN PURWOSARI
|
B.
Demografi
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Purwosari berdasarkan data bulan
Desember 2014
yang diperoleh PKB Purwosari
adalah dengan perincian penduduk laki – laki : 10841 jiwa dan
perempuan : 10430 jiwa
Dengan tingkat
kepadatan peduduk 293 /km2. Jumlah penduduk Purwosari pada tahun 2014 tercatat 21.271 jiwa dengan perbandingan antara jumlah penduduk laki –
laki dengan perempuan ( sex ratio )
sebesar 99,03 %. Jumlah keluarga 6.456 KK , dengan rata – rata penduduk per keluarga ( family size ) adalah 3,29 jiwa. Komposisi
penduduk
Kecamatan Purwosari sebagai berikut :
Tabel. 1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis
Kelamin
NO
|
KALURAHAN
|
JENIS KELAMIN
|
JUMLAH
|
|
LAKI - LAKI
|
PEREMPUAN
|
|||
1
|
GIRIPURWO
|
4725
|
4333
|
9058
|
2
|
GIRICAHYO
|
2041
|
1949
|
3990
|
3
|
GIRIJATI
|
1130
|
1063
|
2193
|
4
|
GIRIASIH
|
782
|
840
|
1622
|
5
|
GIRITIRTO
|
2163
|
2245
|
4408
|
JUMLAH
|
10841
|
10430
|
21271
|
Sumber : PKB,
Data penduduk Kecamatan
Purwosari
tahun 2014
Gambar 2
Piramida Penduduk
Kecamatan Purwosari tahun 2015
Data PKB kecamatan 2014
Dengan melihat gambar 2 menunjukkan bahwa kelompok umur yang mendominasi
adalah kelompok usia produktif. Jika penduduk usia produktif semakin besar,
beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif semakin tinggi, karena
sebagian pendapatan yang diperoleh dari golongan usia produktif harus
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka golongan usia tidak produktif. Arus
mobilitas (sementara) penduduk bisa dikatakan tergolong tinggi terutama
kelompok muda dan usia produktif karena ketersediaan lapangan kerja, sehingga
banyak mencari lapangan kerja di wilayah lain luar Kabupaten Gunungkidul
umumnya dan luar Kecamatan khususnya. Peternakan juga merupakan alternatif
sumber ekonomi di pedesaan dimana setiap penduduk sebagian besar memiliki
ternak disamping dari pertanian itu sendiri.
C.
Sosial
Budaya
Masyarakat
Purwosari Kabupaten Gunungkidul berkarakteristik Patriarki, sehingga kedudukan
laki – laki masih dipandang lebih tinggi dari kaum perempuan. Demikian pula
dalam hal memperoleh pendidikan, meskipun sudah ada persamaan jender.
Budaya
gotong royong masih cukup tinggi pada hamper semua kelompok masyarakat,
sehingga dalam memecahkan masalah yang ada di kelompok masyarakat cukup mudah
dan dalam suasana kekeluargaan. Banyak dijumpai satu rumah terdiri lebih dari
satu keluarga inti, yaitu dalam satu keluarga terdiri dari kakek/nenek samapi
cicit. Walaupun demikian, pada pada beberapa wilayah ada arus migrasi ke kota –
kota besar.
Masyarakat
agraris dan umum memelihara ternak ini, sangat tergantung pada curah hujan, sehingga
bilamana musim kemarau terlalu panjang, sawah dan lading tidak ditanami,
makatidak ada hasil dari sawah/ladang, juga berdampak pada kurangnya Hijauan
Makanan Ternak (HMT).
Pola
peternakan rakyat khusunya sapid an kambing tidak begitu intensif, namun hampir
sebagian besar masyarakat menpunyai ternak tersebut. Demikian pula peliharaan
unggas yang menjadi permasalahan adalah penempatan kandang ternak dan
peliharaan unggas yang dekat atau menyatu dengan rumah induk. Hal ini tidak
memenuhi criteria rumah sehat yang diharapkan.
Karakteristik
lain di Purwosari adalah tendon air atau penampungan air hujan (PAH) pada
sebagian besar rumah penduduk. Dari pemantauan perilaku masyarakat, masih
kurang upaya untuk membersihkan tendon air tersebut. Hal ini akan berdampak
pada mutu air bersih yang memenuhi syarat – syarat kesehatan. Demikian pula
dengan keberadaan telaga, sebagai reservoir air untuk keperluan masyarakat.
Hampir semua telaga dimanfaatkan secara komunal baik untuk manusia maupun
hewan, sehingga dari segi kesehatan sangat tidak memenuhi syarat. Sudah ada
upaya untuk memisahkan tempat untuk manusia maupun hewan pada beberapa telaga.
Di
beberapa desa masih dijumpai perkawinan usia dini, hal ini masih merupakan
budaya. Masalah yang akan timbul yaitu bumil resti, rawan gizi, kehamilan tidak
diinginkan, kematian bayi/ibu serta perceraian rumah tangga.
Peran
dukun bayi telah banyak berkurang, namun banyak timbul sarana pengobatan
alternatif, sebagai salah satu pola alternatif sarana pelayanan kesehatan. Pola
pemilihan sarana pengobatan seperti ini perlu diwaspadai karena tidak ada
jaminan apapun bagi masyarakat apabila terjadi kesalahan / pengobatan.
Trend
masyarakat belakangan ini mulai bergeser pilihan model transportasi darat dari
bus umum ke kendaraan bermotor roda dua yang tidak diikuti oleh perilaku
berkendaraan yang tertib, sehingga kecenderungan kejadian kecelakaan lalu
lintas dari tahun ke tahun meningkat. Hal ini akan sedikit banyak berpengaruh
terhadap angka kecacatan, kematian, dan memperberat pembiyaan kesehatan.
Agama
yang dianut oleh penduduk di wilayah Purwosari terdiri dari Islam, Kristen,
Katholik, serta kepercayaan lain. Agama yang dianut sebagian besar penduduk
adalah Islam.
D.
Ekonomi
Berdasarkan
data yang ada di wilayah Purwosari pada tahun 2014 terdapat 13.453
jiwa masyarakat miskin dengan prosentase 63,24% dari jumlah penduduk
keseluruhan. Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) di Kabupaten
Gunungkidul menunjukan bahwa perilaku penggunaan anggaran rumah tangga yang
dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi pangan sebesar 62% dan konsumsi bukan
pangan sebesar 38%. Hasil tersebut menunjukan masyarakat masih belum sejahtera,
karena makin sejahtera masyarakat konsumsi non
pangan akan lebih tinggi dari konsumsi pangan
Gambar
3
PETA
KEMISKINAN DI WILAYAH PURWOSARI TAHUN 2015
Jml
Penduduk : 9058
Jml
Mskin: 2733
Prosentase
: 30,17%
|
Jml
Penduduk :3990
Jml
Maskin :1235
Prosentase:
30,95%
|
Jml
penduduk: 4408
Jml
Maskin : 1319
Prosentase
: 29,92%
|
Jml pddk:2193
Jml
miskin:673
Prosentase:30,68%
|
Jml
pddk:1622
Jml
maskin: 496
Prosentase:30,57%
|
Sumber : PKB data penduduk Kecamatan Purwosari tahun 2014
Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) di Kabupaten
Gunungkidul menunjukan bahwa perilaku penggunaan anggaran rumah tangga yang
dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi pangan sebesar 62% dan konsumsi bukan
pangan sebesar 38%. Hasil tersebut menunjukan masyarakat masih belum sejahtera,
karena makin sejahtera masyarakat konsumsi non
pangan akan lebih tinggi dari konsumsi pangan.
E.
Musim
dan Pola Penyakit
Wilayah
Purwosari mempunyai dua musim yakni hujan dan kemarau. TBC masih menjadi
penyakit yang cukup sulit ditangani, sudah berbagai cara serta inovasi untuk menemukan penderita namun sampai akhir
tahun 2015 baru mendapatkan 1 orang penderita BTA (+) di wilayah Purwosari. Perlunya
kerjasama lintas sector dan kerja keras petugas dalam menjaring penemuan TB Di
wilayah kerja Purwosari
Penyakit
kulit terutama adalah dermatitis.
Penggunaan air dari berbagai sumber seperti telaga (tidak terpisah dengan
ternak), PAH yang tidak dikuras diduga menjadi pemicunya. Demikian juga
penyakit kulit karena jamur dan bakteri (scabies) masih sering dijumpai.
F. Perkembangan Pembangunan
terbaru
Perencanaan
pembangunan terpadu JJLS ( Jalur Jalan Lintas Selatan ), yang mana letak UPT
Puskesmas Purwosari dilewati oleh jalur ini, akan menambah dan mempermudah
akses. Hal ini meningkatkan jumlah wisatawan dan juga meningkatkan kewaspadaan
Puskemas Purwosari terhadap peningkatan potensi kecelakaan lalu lintas.
Adanya
gedung serbaguna yang dapat digunakan untuk umum yaitu dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel
2
Gedung
serbaguna diwilayah Purwosari tahun 2015
NO
|
DESA
|
JUMLAH GEDUNG
|
KETERANGAN
|
1
|
GIRIPURWO
|
1
|
Kepemilikan Desa
|
2
|
GURICAHYO
|
0
|
-
|
3
|
GIRIJATI
|
0
|
-
|
4
|
GIRIASIH
|
0
|
-
|
5
|
GIRITIRTO
|
1
|
Kepemilikan Kecamatan
|
JUMLAH
|
2
|
Sumber: Kecamatan Purwosari 2015
Terdapatnya
tanah lapangan yang dapat digunakan untuk umum di desa Giripurwo, Giritirto,
Giriasih, Girijati, Giricahyo status kepemilikan desa masing- masing.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A.
Umur Harapan Hidup (UHH)
Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah umur harapan
hidup. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Gunungkidul cukup baik bila dibandingkan
dengan Umur Harapan Hidup rata – rata di
Indonesia. Umur yang panjang namun tidak berkualitas akan membawa konsekuensi logis
pada perubahan pola penyakit degeneratif yang timbul. Hasil survey UHH sebagai berikut :
Tabel 3
Umur Harapan
Hidup Penduduk Kabupaten Gunungkidul
Umur Harapan Hidup
|
Nasional
|
Kabupaten
|
·
Laki – laki
·
Perempuan
·
Rata – rata*)BPS GK
|
67,72
69,60
68,78
|
68,58
72,48
70,53
|
B.
Mortalitas
Dengan perubahan pola penyakit dan meningkatnya UHH maka pola penyakit
penyebab kematian mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Selengkapnya
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4
Angka Kematian Penduduk Kecamatan Purwosari Tahun 2015
No
|
Jenis
|
Jumlah
|
1
|
Jumlah Kematian
Bayi
|
1
|
2
|
Jumlah
Kematian Neonatus
|
2
|
3
|
Jumlah
Kematian Balita
|
1
|
4
|
Jumlah
Kematian Ibu
|
0
|
5
|
Jumlah
Kematian Kasar
|
0
|
Sumber : Program KIA – KB UPT Puskesmas Purwosari 2015
Adanya peningkatan dalam AKI dan
AKB dari tahun 2014 ke tahun 2015. Tahun
2014 tidak adanya kematian neonates,
Bayi, Balita Maupun Ibu.Sedangakan Untuk kematian Bayi 1 orang, Kematian
Neonatus 2 Orang Kematian Balita 1 Orang dari data yang masuk ke UPT Puskesmas Purwosari
tahun 2015, maka dari itu Perlu peningkatan Keterpaduan dan kerjasama lintas
program dan lintas sector dalam Penurunan AKI dan AKB
C.
Morbiditas
Angka kesakitan penduduk di wilayah Purwosari berdasarkan kunjungan pasien
ke UPT Puskesmas Purwosari menurut golongan umur adalah sebagai berikut :
Tabel 5
Angka Kesakitan 0-11 bulan, Balita, dan umur 15 – 60
tahun
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2014
No
|
Golongan Umur
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
0-11 bln
|
1236
|
7,8%
|
2
|
Balita
|
1230
|
7,8%
|
3
|
15 – 60 tahun
|
13291
|
84,34%
|
Sumber : SIMPUS UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2015
Pada tabel angka kesakitan
berdasar kelompok umur, ternyata kelompok bayi
didapatkan angka prosentase 7,8%, balita 7,6 % sedangkan umur produktif (
15- 60 thn ) 84,34
% dari total kunjungan Puskesmas(
15.757 kunjungan) pada tahun 2015 Angka kesakitan berdasar golongan umur, ternyata usia
produktif didapatkan angka kunjungan tertinggi, selanjutnya usia bayi pada tahun 2015.sedangkan jumlah total
kunjungan puskesmas tahun 2015 adalah 15.757orang.Adanya penurunan kunjungan
dari tahun 2014 yaitu 15.775 sedang tahun 2015 sejumlah 15.757 sejumlah 18
Pasien ( 0,1 %)
Tabel 6
Angka
Kesakitan Menurut Kelompok Umur (KU) Purwosari Tahun 2014
Kunjungan
|
% Total
|
|
< 1
|
1236
|
7,8
|
1 – 4
|
1230
|
7,8
|
5 – 15
|
2209
|
14,0
|
16 – 59
|
8485
|
53,8
|
60 – 70+
|
2597
|
16,4
|
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar 4
Kunjungan Pasien Rawat Jalan
UPT Puskesmas Purwosari Semua
Kelompok Umur Tahun 2015
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2015
Pada tabel angka kesakitan
berdasar kelompok umur, ternyata kelompok usia
produktif didapatkan angka prosentase
yang paling besar yaitu 53,8 % Hal ini menandakan merupakan kelompok yang rentan
terhadap penyakit.sehingga dapat menghambat
produktifitas.
Tabel 7
Sepuluh Besar Penyakit Semua kelompok
umur
Di UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015
Sumber : SP2TP UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar 5
Pada tabel angka kesakitan
berdasar kelompok umur, ternyata commond cold didapatkan angka prosentase yang paling besar
yaitu 1668 pasien.
1. Pola Penyakit Kelompok Umur Bayi
Dari 1236 jumlah total kunjungan kasus bayi pada kelompok umur bayi
(<1 tahun) tahun 2015 yang diamati di Puskesmas, penyakit
Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas dan Common cold /
Nasofaringitis akut masih dominan.
Tabel 8
Sepuluh Besar Penyakit
Golongan Umur <1 Tahun
Di UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2016
Gambar 6
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2015
2.
Pola Penyakit
Kelompok Umur Balita
Dari 1230 jumlah total kunjungan kasus kelompok umur balita, pola
penyakit kelompok umur balita 1-4 tahun di UPT Puskesmas Purwosari terbesar adalah Common cold /
Nasopharingitis Akut. Pada golongan umur Balita ternyata jenis penyakit infeksi
juga masih dominan.
Tabel 9
Sepuluh Besar
Penyakit Golongan Umur 1 -4 tahun
Di UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar 7
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2015
3.
Pola Penyakit Kelompok Umur 60-69tahun
Dari 2597 jumlah total kunjungan kasus kelompok umur 60-69
pada tahun 2015 yang diamati di UPT Puskesmas Purwosari, pola penyakit
degeneratif
seperti Myalgia, Hipertensi, Reumathoid. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar dan
tabel berikut :
Tabel 10
Sepuluh Besar
Penyakit Golongan Umur 60 – 69 tahun
Di UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar
8
10
Penyakit Pasien rawat Jalan pada Umur 60-69thn
UPT
Puskesmas Purwosari tahun 2015
Sumber : SP2TP UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2015
D.
Status Gizi
Keadaan gizi masyarakat tidak
lepas dari faktor internal maupun eksternal sehingga penanganan masalah gizi
tidak hanya tanggung jawab jajaran kesehatan semata tetapi diperlukan
keterpaduan program dalam penanggulangannya. Status gizi masyarakat dapat
digambarkan dengan indikator antara lain pada status gizi balita, angka anemia
anemia, Kurang Energi Protein (KEP) balita dan wanita usia subur (WUS) dengan kurang energi kronis (KEK). Status gizi masyarakat di kecamatan
Purwosari pada umumnya tergolong cukup. Hal ini dibuktikan dengan angka gizi
buruk balita, serta anemia ibu hamil. Cakupan pemantauan status gizi masyarakat
di wilayah Purwosari sebagai berikut :
Tabel 11
Cakupan Pemantauan Status Gizi (PSG)
di Kecamatan Purwosari Tahun 2015
Jenis
Indikator
|
2013
|
2014
|
2015
|
Target
|
·
Status Gizi ( BB/U )
|
||||
Gizi buruk
|
0,69%
|
0, 9%
|
0,8%
|
< 5 %
|
Gizi kurang
|
10,49%
|
11,60%
|
8,4%
|
< 20 %
|
Gizi baik
|
87,45%
|
84,60%
|
89,0%
|
> 80 %
|
Gizi lebih
|
1,37%
|
2,90%
|
1,9%
|
< 3 %
|
·
|
||||
KEP Nyata
|
0,5%
|
0,9%
|
0,8%
|
< 1 %
|
KEP Total (gizi kurang dan buruk)
|
9,21%
|
12,5%
|
9,11%
|
< 35 %
|
·
|
||||
Anemia ibu hamil
|
8,68
|
3,24%
|
12,04
|
< 30 %
|
Kurang Energi Kronis (KEK) WUS
|
11,42
|
13,48%
|
15,38
|
20 %
|
BBLR yang ditangani
|
100%
|
100%
|
100
|
< 10 %
|
Sumber
: Program Gizi UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015
Gizi buruk dan gizi kurang prevalensinya sedikit
mengalamipenurunan dari tahun
sebelumnya. Demikian juga prevalensi KEP
mengalami Penurunan prosentase sedangkan prevalensi gizi lebih cenderung mengalami Penurunan, dan Gizi Baik mengalami
peningkatan, hal ini merupakan
angka peningkatan kinerja baik oleh masyarakat atau Pihak pemberi pelayanan
kesehatanan, lintas sektor, Prevalensi
anemia ibu hamil cenderung mengalami Peningkatan ini disebabkan ibu hamil masih
mual saat Trimester I, Sehingga obat masih ada dan tidak diminum sehingga mengalami
peningkatan prosentase Anemia Meningkat,Perlunya pendampingan Ibu hamil dalam
Konsumsi obat dan perlu peningkatan Penyuluhan Tentang pentingnya tablet Fe dan asupan makan sumber Fe.
Prevalensi KEK pada WUS mengalami sedikit
peningkatan Prosentase
dari tahun kemarin, ini membuktikan
bahwa WUS menkonsumsi sumber energi dan protein menurun.perlunya peningkatan
kinerja bagi peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan untuk penurunan
prevalensi KEK di wilayah purwoari.
Gambar 9
Status
Gizi Buruk menurut BB/U Di Wilayah Kecamatan Purwosari
Tahun 2015
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A.
Pelayanan Kesehatan Dasar
1.
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
a.
Kunjungan Ibu Hamil
Cakupan K 1 sudah memenuhi target
(100), K 4 masih belum sesuai
target (95%) dan Persalinan oleh Nakes Sudah Memenuhi target ( 90%) pada tahun 2015
Gambar 10
Cakupan K 1 UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2015
Gambar 11
Cakupan K 4 UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2015
Gambar.12
Cakupan Persalinan Nakes UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Sumber : Program
KIA UPT Puskesmas Purwosari
tahun 2015
b.
Kunjunag
ibu hamil ( K4)
Cakupan
Ibu melakukan Kunjungan kehamilan ke empat belum mencapai target. Adapun target
K4 95 % Seangakan pencapaian K4 sebesar 83.95% hal ini disebabkan adanya ibu
yang DO K4 ( Abortus, Mobilisasi penduduk, Adanya KTD sehingga Malu periksa
Kehamilannya)
c.
Pertolongan Persalinan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, sehingga mempengaruhi cakupan pelayanan ibu nifas (94,67%) dari target (90%),
pelayanan nifas telah memenuhi target Walau
demikian dalam pertolongan persalinan adalah di fasilitas pelayanan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta tercakup 100%
d.
Pelayanan Kesehatan bayi
dan balita
Cakupan Neonatal dengan komplikasi
tahun 2014 71,79% sedangkan tahun 2015 sebesar 94.05% yang dilayani
mengalami kenaikan, ini berarti penanganan neonatal semakin meningkat dan
diharapkan adanya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Adapun kunjungan bayi minimal 4 kali sudah
memenuhi target, dari target 90%
pencapaiannay 100% dikarenakan masyarakat sudah faham tentang pentingnya
kesehatan bayinya. Pelayanan
Anak balita belum memenuhi target, dari target 90% pencapaiannya 82,18%disebabkan
adanya mobilisasi penduduk atau balita.Pemeriksaaan MTBS sebesar 77,18%
sedangkan targetnya 80,00% ini dikarenakan balita berkurang angka kesakitannya.
2.
Imunisasi
Program imunisasi yang dilakukan pada sasaran bayi
meliputi imunisasi BCG, DPT Penta, Polio, Campak. Cakupan imunisasi pada tahun 2015 dapat dilihat selengkapnya pada gambar berikut :
Gambar
13
Cakupan Imunisasi HB 0-7
hari
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar. 14
Cakupan Imunisasi BCG
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar. 15
Cakupan Imunisasi Polio 1
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar. 16
Cakupan Imunisasi
DPT-HB-HiB
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar. 17
Cakupan Imunisasi Campak
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Sumber : Program
Imunisasi UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015
3.
Kunjungan Puskesmas
Kunjungan rawat jalan UPT Puskesmas Purwosari meliputi
kunjungan aktif dan kunjungan pasif. Kunjungan aktif dilakukan UPT Puskesmas
Purwosari melalui kegiatan Puskesmas Keliling yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan
Posyandu Balita dan Posyandu Usila
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Kunjungan rawat jalan
UPT Puskesmas Purwosari pada tahun 2014 sebanyak 15775 kunjungan sedang tahun 2015
sebanyak 15.575 kunjungan pasien
Dengan ditarget pendapatan yang harus dicapai maka tahun 2015
UPT
Puskesmas Purwosari mengalami sedikit kunjungan. Dengan rata – rata kunjungan Puskesmas Keliling antara
enam sampai dengan delapan kali setiap bulan. Pasien rawat jalan yang
berkunjung di UPT Puskesmas Purwosari meliputi pasien umum, Askes, Jamkesmas,
Jamkesos serta PKH sebagaimana tergambar berikut :
Gambar. 18
Grafik Kunjungan Pasien Rawat
Jalan per Bulan
UPT Puskesmas Purwosari 2015
Sumber : SP2TP perbulan UPT Puskesmas
Purwosari tahun 2015
Gambar. 19
Diagram Kunjungan Rawat Jalan
Berdasar Jenis Pasien
UPT Puskesmas Purwosari 2015
Sumber : Simpus UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015
B.
Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Penunjang
1.
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat
UPT Puskesmas Purwosari merupakan salah satu Puskesmas
dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level satu yang dapat diakses
masyarakat. Kunjungan Gawat Darurat di UPT Puskesmas Purwosari dapat diketahui
sebagai berikut :
Gambar.
20
Grafik Kunjungan Pasien Gawat
Darurat per Bulan
UPT Puskesmas Purwosari 2015
Gambar 21
Kunjungan Gawat Darurat
Terbanyak
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari 2015
Adapun kunjungan gawat
darurat paling banyak penderita Kecelakaan Kerja 30% dari 679 pasien yang
berkunjung ke Gawat Darurat .
2.
Pelayanan Laboratorium
Laboratorium UPT Puskesmas Purwosari adalah laboratorium sederhana
yang dapat melayani beberapa parameter pemeriksaan diantaranya darah rutin,
Urine rutin, Faeses, Kimia darah sederhana meliputi Gula Darah, Asam Urat,
Kolesterol serta Bakteriologi BTA. Laboratorium UPT Puskesmas Purwosari juga
merupakan laboratorium rujukan mikroskopis untuk pemeriksaan BTA dengan
Puskesmas satelit UPT Puskesmas Panggang I dan UPT Puskesmas Panggang II.
C.
Pemberantasan Penyakit
1.
Pemberatasan Penyakit Menular
a.
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Tahun
2015 Purwosari mengalami kenaikan Angka
kesakitan dari DBD karena
penerapan PHBS yang belum optimal, ini ditunjukkan dengan angka bebas jentiknya dengan
angka ABJ 65%. Sedangkan target capaian ABJ sebesar 95 %. Dengan
adanya kasus DBD sejumlah 4 kasus.Dengan
angka Kematian DBD 1 Orang Perlu optimalisasi Penyuluhan tentang DBD dan
gerakan PSN.
b.
Diare
Penderita Diare pada tahun 2015 di wilayah Kecamatan Purwosari menduduki peringkat 3 pada bayi, urutan ke 5 pada balita sedang untuk usia 60-70+tahun
tidak menempati urutan sepuluh besar penyakit. {ada 10 besar penyakit pada
seluruh kunjungan Puskesmas, Diare tidak masuk urutan. adanya peningkatan
perbaikan dalam kasus Diare disebakan STBM sudah mencakup 5 desa. Dari
total kasus diare yang ada dan dilaporkan tidak ada
kematian
Gambar. 22
Pola Kasus Diare di UPT
Puskesmas Purwosari
Tahun 2015
Sumber : P2 Diare UPT Puskesmas Purwosari 2014
Apabila dilihat dari pola di
atas diketahui bahwa pada setiap akhir dan
awal tahun terjadi kenaikan kasus yang cukup berarti ini
disebabkan pola musim.
Gambar. 23
Peta Penyebaran Diare di Wilayah Purwosari
Tahun 2015
|
c.
TBC – Paru
Penemuan penderita TBC – Paru di UPT Puskesmas Purwosari
mengalami fluktuasi baik penemuan dengan BTA (+) maupun BTA (-) Rongent (+).
Berdasarkan program TB nasional prevalensi TBC adalah 64/100.000 penduduk dan
penemuan penderita untuk umur > 15 tahun.
Penemuan penderita TBC – paru pada tahun 2015
sebanyak 1 sedangkan yang diperiksa
dalam dahak 222 orang. Sedangkan
pengobatan TBC – paru diberikan secara gratis oleh pemerintah
Tabel 12
Pencapaian Program TBC – Paru
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Jenis Indikator
|
Target 2014
|
Pencapaian
|
Prosentase
|
Perkiraan Penderita BTA (+)
|
13
|
1
|
7,6 %
|
Konversi
|
85 %
|
0
|
0 %
|
Kesembuhan
|
85 %
|
0
|
0%
|
d.
HIV – AIDS dan Penyakit Kelamin
Kasus HIV/AIDS di Gunungkidul pada umumnya semakin
meningkat, Pada
tahun 2015 Untuk penanggulangan penyebaran penyakit HIV-AIDS, UPT Puskesmas Purwosari
bekerja
sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat serta
bekarjasama dengan PKBI dalam Melakukan VCT
yang ada di wilayah kecamatan Purwosari dengan mengadakan kegiatan di antaranya :
·
Melakukan KIE
kepada masyarakat terutama kepada kelompok RISTI dan tokoh masyarakat.
·
Pendampingan bagi
pengidap HIV atau ODHA termasuk rujukan.
·
Menjaga kerahasiaan
penderita dari kemungkinan penolakan masyarakat.
·
Mengadakan VCT bagi
tersangka ke RS Bethesda Yogyakarta.
·
Mengadakan VCT bagi Ibu
hamil akan tetapi tidak semua Ibu hamil
e.
AFP dan Pneumonia
Kasus AFP di wilayah UPT Puskesmas Purwosari pada tahun 2015
1 penderita pada kasus bayi dengan
kelain kongenetal. Dan kematian Pneumonia ada satu jadi pada akhir tahun
pneumonia yang ada di wilayah UPT Puskesmas Purwosari berjumlah 0 Kasus pneumonia.
Penyakit flu burung adalah salah satu penyakit zoonosa
yang diprediksikan akan berkembang menjadi wabah di Indonesia. Istilah flu
burung adalah penyakit bila terjadi pada manusia, sedangkan pada unggas
diistilahkan dengan Avian Flu. Sebagai faktor pendukung timbulnya wabah di
antaranya :
·
Jumlah peternakan
unggas di wilayah Purwosari yang masih dikelola secara tradisional, sehingga
sanitasi di kandang kurang baik.
·
PHBS yang masih
belum merata di masyarakat.
·
Lalu lintas unggas
belum terawasi secara baik apalagi kecamatan Purwosari merupakan daerah
perbatasan dengan luar kabupaten.
·
Konsumsi produk
unggas di Purwosari cenderung lebih tinggi dibanding produk hewani lainnya.
Langkah – langkah yang diambil
dalam rangka penaggulangan Flu Burung di UPT Puskesmas Purwosari :
·
Pembentukan Tim
Gerak Cepat wabah Flu Burung yang melibatkan lintas sektor di Kecamatan.
·
Pelatihan kader
tentang Flu Burung yang difasilitasi oleh PMI Gunungkidul
·
Pelacakan setiap
ada laporan masyarakat bersamaan dengan petugas dari Puskeswan Kecamatan Panggang.
f.
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Penyakit PD3I meliputi
Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan
Hepatitis B, di tahun 2014 UPT Puskesmas Purwosari hanya dapat menemukan suspek
campak satu.
Rencana strategi penanggulangan penyakit
campak tahun 2012 – 2017
mengarahkan pelaksanaan kegiatan surveilans campak berbasis individu (case
based surveillance). Mengingat insiden kasus campak yang cukup tinggi di
wilayah Indonesia, harapannya semua kasus campak yang datang ke puskesmas maupun puskesmas pembatu dapat ditanyakan
pada keluarga penderita apakah ada kasus yang sama di sekitar tempat tinggal atau teman sekolah penderita. Apabila keluarga
penderita menyatakan ada kasus lain, maka petugas kesehatan harus melakukan
pengecekan ke lapangan untuk mencari kasus tambahan lainnya. Jika jumlah kasus memenuhi kriteria KLB, maka dilakukan penyelidikan Epidemiologi KLB
campak
3.
Penyakit Tidak Menular
Pola penyakit tidak menular yang ada di wilayah kerja UPT
Puskesmas Purwosari setiap tahun tidak jauh berbeda hanya saja urutan mengalami
pergeseran.
Gambar. 24
Pola Penyakit Tidak Menular UPT
Puskesmas Purwosari
Tahun 2015
Sumber : Surveilans PTM UPT Puskesmas Purwosari 2015
Lima besar
penyakit tidak menular (PTM) banyak didominasi oleh penyakit gangguan otot yang
menduduki urutan pertama Myalgia. Perubahan transisi demografi di
mana meningkatnya kelompok usia lanjut dan pola konsumsi
masyarakat membawa konsekuensi meningkatnya penyakit tidak menular yang
bersifat degeneratif. Berubahnya perilaku masyarakat juga banyak berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap pola penyakit.
D.
Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar
1.
Sanitasi Dasar
Berdasarkan hasil kegiatan lingkungan pada tahun 2015
diperoleh angka sebagai berikut
Tabel 13
Jumlah Keluarga dengan
Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Kecamatan Purwosari Tahun 2015
Jenis Sarana
|
diperiksa
|
Memiliki
( Sehat)
|
Prosentase
|
Akses air bersih
|
21009
|
20610
|
98.10%
|
Jamban
|
21009
|
20909
|
99,5%
|
Rumah sehat
|
4761
|
2043
|
42,91%
|
SPAL sehat
|
2419
|
1070
|
44,23%
|
Sumber : Kesehatan Lingkunga& Lap.
MGDS UPT
Puskesmas Purwosari 2015
Jamban keluarga dengan target minimal 80% telah terpenuhi yaitu 99,5%, Air menjadi salah satu masalah penting di wilayah
Purwosari. Kekeringan pada musim kemarau menjadi hal rutin terjadi dan terkait erat dengan potensi
dari kandungan air di tanah kapur. Program memompa air bawah tanah untuk
dialirkan ke daerah potensial kekeringan telah dilakukan, namun dalam
pelaksanaannya, keterbatasan debit air dan prasarana serta kondisi geografi
yang ada masih belum semua masalah ketersediaan air bersih di Purwosari dapat
dituntaskan.
Dalam penyediaan air bersih masyarakat purwosari
paling banyak menggunakan Penampungan Air hujan.
2.
Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Situasi
kesehatan lingkungan di wilayah kecamatan Purwosari data dari kesehatan
lingkungan UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015 tersaji pada tabel berikut:
Tabel 14
Data Kesehatan
Lingkungan Kecamatan Purwosari Tahun 2015
Jenis
|
Jumlah
|
Diperiksa
|
Sehat
|
Cakupan
|
Rumah Sehat
|
4746
|
4746
|
2178
|
45,89%
|
Makan
jajanan
|
10
|
10
|
5
|
50%
|
Losmen/Hotel
|
30
|
30
|
22
|
81,5 %
|
Sarana pendidikan dan Puskesma
|
18
|
18
|
18
|
100 %
|
Pasar
|
3
|
3
|
0
|
0
|
Masjid
|
56
|
48
|
48
|
85,7 %
|
Sumber :
Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas
Purwosari 2015
E. Perbaikan
Gizi Masyarakat
Bayi, balita dan ibu nifas/hamil merupakan kelompok sasaran yang sangat rentan terhadap penyakit dan masalah
kesehatan lainnya, sehingga program perbaikan gizi diarahkan pada kelompok
tersebut. Program perbaikan gizi antara lain lain meliputi pemberian vitamin A,
Fe dan kapsul Iodium.
Pemberian Vitamin A pada balita untuk setiap tahun diberikan pada dua tahap
(bulan Vitamin A) yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Distribusi vitamin A
banyak dilakukan melalui Posyandu. Cakupan pemberian Fe kepada ibu hamil dan
balita sangat berkaitan dengan banyaknya kasus anemia yang ada. Distribusi Fe
juga banyak dilakukan melalui Posyandu, bentuk pemberian Fe untuk balita sirup
sedangkan untuk ibu hamil / ibu nifas berupa tablet tambah darah (TTD). Cakupan
pemberian telah memenuhi target yang diharapkan.
Berkaitan dengan pola pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif di wilayah
kecamatan Purwosari mencapai 54,6%
untuk cakupan ASI Eksklusif bayi sampai
umur 6 bulan. Hal ini karena dipurwosari sudah terbentuk KP Ibu dan ada MOU
antara BPS dengan camat Purwosari mengenai dukungan pemberian ASI Eklusif dan
tidak memasarkan susu formula untuk bayi dibawah 6 bulan.
Tabel. 15
Cakupan Pemberian Vitamin A dan Fe
UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Cakupan 2014
|
Target
2015
|
Target
|
|
Distribusi Vit A
·
Balita
·
Ibu Nifas
|
100 %
100 %
|
100 %
100 %
|
100%
100%
|
Cakupan Fe Bumil
·
Fe 1
·
Fe 3
|
92,34 %
81,02%
|
98,53 %
83,95%
|
90 %
90 %
|
Sumber
: Program Gizi UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015
Semua
ibu nifas di berikan Vitamin A secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan
yang ada di wilayah Kecamatan Purwosari.Sedangkan cakupan pemberian Fe 1
terjadi penurunan, Bumil masihy ada yang mual jika minum Fe pada TM I, ,Demikian
juga pada pemberian Fe 3 terjadi peningkatan .
F.
Pelayanan Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Dengan adanya SPM bidang kesehatan maka pengobatan sebagai pelayanan
penunjang pemeriksaan kesehatan perlu mendapatkan perhatian. Berikut gambaran
penggunaan obat di UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015
Gambar. 25
10 besar Pemakaian
Obat UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015
Sumber : Pengelola Obat UPT Puskesmas
Purwosari 2015
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A.
Sarana Kesehatan
Sarana
kesehatan merupakan input bagi berlangsungnya sistem kesehatan secara umum,
yang meliputi sarana kesehatan yang
dimiliki pemerintah, bersumber daya masyarakat dan swasta. Untuk sarana
kesehatan pemerintah yang ada di Purwosari meliputi : 1 Puskesmas Induk Non
Perawatan dengan 3 Puskesmas Pembantu, 1 Polindes dan 2 Poskesdes 1 mobil operasional Puskesmas Keliling.
Sedangkan
yang swasta meliputi Bidan Praktek Swasta 2 orang sedangkan sarana penunjang yang lain seperti Apotek, Rumah Sakit Umum belum ada. Berikut ini tabel sarana
kesehatan selengkapnya :
Tabel 16
Sarana Kesehatan
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Purwosari
Desa
|
Pusk. Induk
|
Pustu
|
Polindes
|
Poskesdes
|
BPS
|
Giripurwo
|
1
|
1
|
|||
Giricahyo
|
1
|
1
|
|||
Girijati
|
1
|
1
|
|||
Giriasih
|
1
|
1
|
|||
Giritirto
|
1
|
Sumber : Pengelola
Barang UPT Puskesmas Purwosari
tahun 2015
Untuk Bidan Praktek swasta ada 2 yang memiliki Surat
Ijin Praktek Bidan. Ada 3 Pustu dimana ada perumahan dinas yang Telah ditempati
Tenaga kesehatannaya di semua Pustu diwilayah Purwosari.Semua Perumahan Dinas
yang telah Dihuni oleh tenaga kesehatan.
B.
Tenaga Kesehatan
Pemenuhan
tenaga kesehatan berhubungan terhadap target – target program kesehatan
misalnya jumlah dokter dan perawat dengan capaian kunjungan puskesmas, jumlah
bidan dengan kunjungan K1 dan K4 juga jumlah petugas gizi dengan capaian status
gizi di masyarakat.
Tabel 17
Tenaga Kesehatan Di UPT Puskesmas Purwosari
Jenis Tenaga Kes
|
Jumlah
|
Rasio/ 100.000 pddk
|
Dokter Umum
|
1
PNS
|
4,8
|
Dokter Gigi
|
1 PNS
|
4,7
|
Perawat
|
6 PNS
|
23,4
|
Bidan
|
5
PNS 3PTT
|
47,95
|
Sanitarian
|
1 PNS
|
4,7
|
Petugas Gizi
|
1 PNS
|
4,7
|
Analis Kesehatan
|
1 PNS
|
4,7
|
Analis Farmasi
|
1 PNS
|
4,7
|
Perawat Gigi
|
2 PNS
|
9,4
|
Sumber
: Kepegawaian UPT Puskesmas Purwosari 2015
C.
Pembiayaan Kesehatan
1.
Dana Rutin dan Pembangunan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan UPT Puskesmas Purwosari berasal dari
Kapitasi,
juga alokasi dana APBN ( BOK ) diperuntukan untuk
penyelenggaraan Program kesehatan. Berikut alokasi dana kesehatan UPT Puskesmas
Purwosari tahun 2015 serta prosentase penggunaan sampai
akhir tahun 2015.
Tabel 18
Alokasi Dana Kesehatan
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Jenis / Sumber
|
Nominal (Rp)
|
Penggunaan (Rp)
|
Prosentase
|
Kapitasi
|
1.538.488.229
|
1.073.284.137
|
69,76
|
(
BOK )
|
96,665,000
|
96,665,000
|
100
|
Jumlah
|
1,635,153,229
|
1,169,949,137
|
71,54
|
Sumber :
Pengelola Keuangan UPT Puskesmas Purwosari 2015
Untuk anggaran Kapitasi sejumlah Rp
1,040,794,500 ,- serta ditambah silpa tahun 2014 menjadi total kapitasi
Rp 1.538.488.229,- serta penggunaan
anggaran tahun 2015 menghabiskan Rp 1,169,949,137,-.
2.
Retribusi Kesehatan
Sesuai dengan Perda Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 tahun
2007 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat. Bahwa
retribusi UPT Puskesmas Purwosari
diperoleh dari pelayanan medis dan perawatan, penunjang Medis dan
pelayanan non medis. Berikut rekapitulasi retribusi serta target pendapatan UPT
Puskesmas Purwosari sampai dengan akhir tahun 2015.berdasarkan
penerimaan dari Pustu, Polindes, Pusling, Induk ( BP,KIA, GADAR) Sejumlah Rp
866.088.446,-Dan dana Reklas Dana Kapitasi 2014 Sejumlah Rp497.693.729,- Sedangkan target anggaran Pendapatan Rp
970.663.431,-.Berikut ini Pendapatan yang disajikan belum penambahan Reklas
dana Kapitasi 2014
Tabel 19
Retribusi Bidang Kesehatan
UPT Puskesmas Purwosari 2015
No
|
Tempat Pelayanan
|
Target
|
Realisasi 2015
|
Prosentase
|
1
|
Pusk. Induk
|
860.727.946
|
2
|
Pustu Giricahyo
|
928..000
|
3
|
Pustu Girijati
|
532.000
|
4
|
Pustu Giriasih
|
319.000
|
5
|
Pustu Giriirto
|
762.000
|
6
|
Pusling
|
1183.500
|
8
|
Polindes Girijati
|
708.000
|
9
|
Polindes Giricahyo
|
928.000
|
Jumlah
|
|
866.088.446
|
|
970.663.431
|
89.23
|
Sumber : Simpus dan bendahara penerimaan UPT Puskesmas
Purwosari 2015
D.
Sumber Daya Kesehatan Lainnya
1.
Peran Serta Masyarakat di Posyandu
Untuk kegiatan peran serta masyarakat antara lain dari
kegiatan Posyandu. Kegiatan Posyandu yang banyak dilakukan di masyarakat adalah
penimbangan Balita yang didukung dengan program peningkatan gizi yang berupa
pemberian makanan tambahan (PMT). Penjaringan kasus gizi buruk balita banyak
dijumpai melalui kegiatan penimbangan di Posyandu. Selain itu kegiatan
pemberian Vitamin A, Fe dan Yodium juga melalui Posyandu.
Jenis Posyandu dikelompokkan empat kelompok yang meliputi
Posyandu pratama, madya, purnama, dan mandiri. Data selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 20
Strata Posyandu di Wilayah Purwosari tahun 2015
No
|
Desa
|
Jumlah Posyandu
|
Jumlah
|
|||
Pratama
|
Madya
|
Purnama
|
Mandiri
|
|||
1
|
Giripurwo
|
0
|
0
|
0
|
10
|
10
|
2
|
Giricahyo
|
0
|
0
|
7
|
0
|
7
|
3
|
Girijati
|
0
|
0
|
3
|
1
|
4
|
4
|
Giriasih
|
0
|
0
|
2
|
2
|
4
|
5
|
Giritirto
|
0
|
0
|
4
|
3
|
7
|
Jumlah
|
0
|
0
|
16
|
16
|
32
|
Sumber : Promkes
UPT Puskesmas Purwosari 2015
Gambar 27
Tingkatan Posyandu di Kecamatan Purwosari
Sumber : Promkes UPT Puskesmas
Purwosari 2015
2.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Salah satu program yang tengah disosialisasikan kepada
masyarakat adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang intinya
memberikan penilaian terhadap
beberapa indikator perilaku di rumah tangga. Terbagi 4 strata dengan penilaian
berdasarkan warna dan berdasarkan hasil survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) tahun 2015 dengan sasaran rumah tangga PHBS. Seperti terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 21
Prosentase Rumah Tangga Ber PHBS
Kecamatan Purwosari Tahun 2015
Sumber : Promkes UPT Puskesmas Purwosari 2015
Sehat IV memiliki prosentase yang paling besar.
Hasil ini berkaitan dengan hasil penilaian
dari beberapa variabel, antara lain angka bebas rokok dalam satu rumah tangga dan kepesertaan
pemeliharaan kesehatan dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar