Minggu, 14 Agustus 2016

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS PURWOSARI

GAMBARAN UMUM

A.    Geografi
Kecamatan Purwosari mempunyai luas wilayah 7175,68 Ha yang menurut kondisi tanahnya termasuk di daerah zona pegunungan seribu, terletak di bagian selatan dari Kabupaten Gunungkidul. Iklim  terdiri dari musim kemarau dan musim penghujan dimana pada musim kemarau di wilayah ini mengalami kekeringan. Rata – rata ketinggian dari permukaan air laut 134,127 m, rata – rata curah hujan 1,933 mm.
Wilayah kecamatan Purwosari dibagi menjadi 5 Desa :
1.    Desa Giripurwo                  : 10      Dusun dengan luas      :27,2569 km2
2.    Desa Giricahyo                  :  7       Dusun dengan luas      :16,3550 km2
3.    Desa Girijati                       :  4       Dusun dengan luas      :  7,6520 km2
4.    Desa Giriasih                      :  4       Dusun dengan luas      :  8,4334 km2
5.    Desa Giritirto                     :  7       Dusun dengan luas      : 12,0595 km2
Sedangkan batas – batas wilayah kecamatan :
·        Sebelah Utara                     : Kabupaten Bantul
·        Sebelah Timur                    : Kecamatan Panggang
·        Sebelah Selatan                  : Samudera Indonesia
·        Sebelah Barat                     : Kabupaten Bantul
Secara geografis wilayah kecamatan Purwosari yang letaknya paling selatan dari ibukota Kabupaten Gunungkidul. Daerah ini terkenal sebagai daerah tandus dan senantiasa mengalami kekeringan yang berkepanjangan jika musim kemarau tiba. Kondisi yang sebagian tanah kapur menyebabkan pola pertanian  di daerah ini mempunyai perbedaan yang khas dibandingkan dengan Kecamatan di Kabupaten yang berbatasan dengan kecamatan Purwosari.
Adapun penggunaan lahan sebagai berikut :
·        Persawahan                                                : 105,2955 Ha
·        Tanah pertanian/ tegal                                : 5.404,1486 Ha
·        Bagunan dan perumahan                           : 466,8065 Ha
·        Hutan Negara                                             : 319,7640 Ha
·        Pertambangan / lainnya                              : 805,7725 Ha
Daerah ini bukan merupakan jalur ekonomi potensial dan bukan merupakan daerah pertanian, hanya saja sebagian ada yang merupakan jalur masuk obyek wisata ke Pantai Parangtritis. Dengan bentuk tanah yang bergunung – gunung dan berbukit batu oleh karena itu pada umumnya bentuk badan jalan berbelok – belok tajam naik dan turun

Gambar 1
PETA WILAYAH KECAMATAN PURWOSARI

 












B.    Demografi
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Purwosari berdasarkan data bulan Desember 2014 yang diperoleh PKB  Purwosari  adalah dengan perincian penduduk laki – laki :   10841  jiwa dan perempuan :  10430 jiwa
Dengan tingkat kepadatan peduduk 293 /km2. Jumlah penduduk Purwosari pada tahun 2014 tercatat 21.271 jiwa dengan perbandingan antara jumlah penduduk laki – laki dengan perempuan ( sex ratio ) sebesar   99,03 %. Jumlah keluarga 6.456  KK  , dengan rata – rata penduduk per keluarga ( family size ) adalah 3,29 jiwa. Komposisi






penduduk Kecamatan Purwosari sebagai berikut :
Tabel. 1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

NO
KALURAHAN
JENIS KELAMIN
JUMLAH
LAKI - LAKI
PEREMPUAN
1
GIRIPURWO
4725
4333
9058
2
GIRICAHYO
2041
1949
3990
3
GIRIJATI
1130
1063
2193
4
GIRIASIH
782
840
1622
5
GIRITIRTO
2163
2245
4408
JUMLAH
10841
10430
21271
Sumber : PKB, Data penduduk Kecamatan  Purwosari tahun 2014

Gambar 2
Piramida Penduduk
Kecamatan Purwosari tahun 2015

      Data PKB kecamatan 2014

Dengan melihat gambar 2 menunjukkan bahwa kelompok umur yang mendominasi adalah kelompok usia produktif. Jika penduduk usia produktif semakin besar, beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif semakin tinggi, karena sebagian pendapatan yang diperoleh dari golongan usia produktif harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka golongan usia tidak produktif. Arus mobilitas (sementara) penduduk bisa dikatakan tergolong tinggi terutama kelompok muda dan usia produktif karena ketersediaan lapangan kerja, sehingga banyak mencari lapangan kerja di wilayah lain luar Kabupaten Gunungkidul umumnya dan luar Kecamatan khususnya. Peternakan juga merupakan alternatif sumber ekonomi di pedesaan dimana setiap penduduk sebagian besar memiliki ternak disamping dari pertanian itu sendiri.

C.    Sosial Budaya
Masyarakat Purwosari Kabupaten Gunungkidul berkarakteristik Patriarki, sehingga kedudukan laki – laki masih dipandang lebih tinggi dari kaum perempuan. Demikian pula dalam hal memperoleh pendidikan, meskipun sudah ada persamaan jender.
Budaya gotong royong masih cukup tinggi pada hamper semua kelompok masyarakat, sehingga dalam memecahkan masalah yang ada di kelompok masyarakat cukup mudah dan dalam suasana kekeluargaan. Banyak dijumpai satu rumah terdiri lebih dari satu keluarga inti, yaitu dalam satu keluarga terdiri dari kakek/nenek samapi cicit. Walaupun demikian, pada pada beberapa wilayah ada arus migrasi ke kota – kota besar.
Masyarakat agraris dan umum memelihara ternak ini, sangat tergantung pada curah hujan, sehingga bilamana musim kemarau terlalu panjang, sawah dan lading tidak ditanami, makatidak ada hasil dari sawah/ladang, juga berdampak pada kurangnya Hijauan Makanan Ternak (HMT).
Pola peternakan rakyat khusunya sapid an kambing tidak begitu intensif, namun hampir sebagian besar masyarakat menpunyai ternak tersebut. Demikian pula peliharaan unggas yang menjadi permasalahan adalah penempatan kandang ternak dan peliharaan unggas yang dekat atau menyatu dengan rumah induk. Hal ini tidak memenuhi criteria rumah sehat yang diharapkan.
Karakteristik lain di Purwosari adalah tendon air atau penampungan air hujan (PAH) pada sebagian besar rumah penduduk. Dari pemantauan perilaku masyarakat, masih kurang upaya untuk membersihkan tendon air tersebut. Hal ini akan berdampak pada mutu air bersih yang memenuhi syarat – syarat kesehatan. Demikian pula dengan keberadaan telaga, sebagai reservoir air untuk keperluan masyarakat. Hampir semua telaga dimanfaatkan secara komunal baik untuk manusia maupun hewan, sehingga dari segi kesehatan sangat tidak memenuhi syarat. Sudah ada upaya untuk memisahkan tempat untuk manusia maupun hewan pada beberapa telaga.
Di beberapa desa masih dijumpai perkawinan usia dini, hal ini masih merupakan budaya. Masalah yang akan timbul yaitu bumil resti, rawan gizi, kehamilan tidak diinginkan, kematian bayi/ibu serta perceraian rumah tangga.
Peran dukun bayi telah banyak berkurang, namun banyak timbul sarana pengobatan alternatif, sebagai salah satu pola alternatif sarana pelayanan kesehatan. Pola pemilihan sarana pengobatan seperti ini perlu diwaspadai karena tidak ada jaminan apapun bagi masyarakat apabila terjadi kesalahan / pengobatan.
Trend masyarakat belakangan ini mulai bergeser pilihan model transportasi darat dari bus umum ke kendaraan bermotor roda dua yang tidak diikuti oleh perilaku berkendaraan yang tertib, sehingga kecenderungan kejadian kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun meningkat. Hal ini akan sedikit banyak berpengaruh terhadap angka kecacatan, kematian, dan memperberat pembiyaan kesehatan.
Agama yang dianut oleh penduduk di wilayah Purwosari terdiri dari Islam, Kristen, Katholik, serta kepercayaan lain. Agama yang dianut sebagian besar penduduk adalah Islam.

D.    Ekonomi
Berdasarkan data yang ada di wilayah Purwosari pada tahun 2014 terdapat  13.453  jiwa masyarakat miskin dengan prosentase 63,24% dari jumlah penduduk keseluruhan. Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) di Kabupaten Gunungkidul menunjukan bahwa perilaku penggunaan anggaran rumah tangga yang dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi pangan sebesar 62% dan konsumsi bukan pangan sebesar 38%. Hasil tersebut menunjukan masyarakat masih belum sejahtera, karena makin sejahtera masyarakat konsumsi non  pangan akan lebih tinggi dari konsumsi pangan





Gambar 3
PETA KEMISKINAN DI WILAYAH PURWOSARI TAHUN 2015


Jml Penduduk : 9058
Jml Mskin: 2733
Prosentase : 30,17%


Jml Penduduk :3990
Jml Maskin :1235
Prosentase: 30,95%

Jml penduduk: 4408
Jml Maskin : 1319
Prosentase : 29,92%


Jml pddk:2193
Jml miskin:673
Prosentase:30,68%


Jml pddk:1622
Jml maskin: 496
Prosentase:30,57%


Sumber : PKB data penduduk Kecamatan Purwosari tahun 2014

      Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) di Kabupaten Gunungkidul menunjukan bahwa perilaku penggunaan anggaran rumah tangga yang dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi pangan sebesar 62% dan konsumsi bukan pangan sebesar 38%. Hasil tersebut menunjukan masyarakat masih belum sejahtera, karena makin sejahtera masyarakat konsumsi non  pangan akan lebih tinggi dari konsumsi pangan.




E.    Musim dan Pola Penyakit
Wilayah Purwosari mempunyai dua musim yakni hujan dan kemarau. TBC masih menjadi penyakit yang cukup sulit ditangani, sudah berbagai cara serta inovasi  untuk menemukan penderita namun sampai akhir tahun 2015 baru mendapatkan 1 orang penderita BTA (+) di wilayah Purwosari. Perlunya kerjasama lintas sector dan kerja keras petugas dalam menjaring penemuan TB Di wilayah kerja Purwosari
Penyakit kulit terutama  adalah dermatitis. Penggunaan air dari berbagai sumber seperti telaga (tidak terpisah dengan ternak), PAH yang tidak dikuras diduga menjadi pemicunya. Demikian juga penyakit kulit karena jamur dan bakteri (scabies) masih sering dijumpai.
     
F.     Perkembangan Pembangunan terbaru
Perencanaan pembangunan terpadu JJLS ( Jalur Jalan Lintas Selatan ), yang mana letak UPT Puskesmas Purwosari dilewati oleh jalur ini, akan menambah dan mempermudah akses. Hal ini meningkatkan jumlah wisatawan dan juga meningkatkan kewaspadaan Puskemas Purwosari terhadap peningkatan potensi kecelakaan lalu lintas.
Adanya gedung serbaguna yang dapat digunakan untuk umum yaitu dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2
Gedung serbaguna diwilayah Purwosari tahun 2015
NO
DESA
JUMLAH GEDUNG
KETERANGAN
1
GIRIPURWO
1
Kepemilikan Desa
2
GURICAHYO
0
-
3
GIRIJATI
0
-
4
GIRIASIH
0
-
5
GIRITIRTO
1
Kepemilikan Kecamatan
JUMLAH
2

                      Sumber:  Kecamatan Purwosari 2015


Terdapatnya tanah lapangan yang dapat digunakan untuk umum di desa Giripurwo, Giritirto, Giriasih, Girijati, Giricahyo status kepemilikan desa masing- masing.


SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A.    Umur Harapan Hidup (UHH)
Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah umur harapan hidup. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Gunungkidul cukup baik bila dibandingkan dengan Umur  Harapan Hidup rata – rata di Indonesia. Umur yang panjang namun tidak berkualitas akan membawa konsekuensi logis pada perubahan pola penyakit degeneratif yang timbul. Hasil survey UHH sebagai berikut :
            Tabel 3
Umur Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Gunungkidul

Umur Harapan Hidup
Nasional
Kabupaten
·        Laki – laki
·        Perempuan
·        Rata – rata*)BPS GK
67,72
69,60
68,78
68,58
72,48
70,53

B.    Mortalitas
Dengan perubahan pola penyakit dan meningkatnya UHH maka pola penyakit penyebab kematian mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4
Angka Kematian Penduduk Kecamatan Purwosari Tahun 2015
No
Jenis
Jumlah
1
Jumlah Kematian Bayi
1
2
Jumlah Kematian Neonatus
2
3
Jumlah Kematian Balita
1
4
Jumlah Kematian Ibu
0
5
Jumlah Kematian Kasar
0
Sumber : Program KIA – KB UPT Puskesmas Purwosari 2015
Adanya peningkatan dalam AKI dan AKB  dari tahun 2014 ke tahun 2015. Tahun 2014  tidak adanya kematian neonates, Bayi, Balita Maupun Ibu.Sedangakan Untuk kematian Bayi 1 orang, Kematian Neonatus 2 Orang Kematian Balita 1 Orang dari data yang masuk ke UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015, maka dari itu Perlu peningkatan Keterpaduan dan kerjasama lintas program dan lintas sector dalam Penurunan AKI dan AKB

C.    Morbiditas
Angka kesakitan penduduk di wilayah Purwosari berdasarkan kunjungan pasien ke UPT Puskesmas Purwosari menurut golongan umur adalah sebagai berikut :

Tabel 5
Angka Kesakitan 0-11 bulan, Balita, dan umur 15 – 60 tahun
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2014
No
Golongan Umur
Jumlah
Prosentase
1
0-11 bln
1236
7,8%
2
Balita
1230
7,8%
3
15 – 60 tahun
13291
84,34%
Sumber : SIMPUS  UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Pada tabel angka kesakitan berdasar kelompok umur, ternyata kelompok bayi didapatkan angka prosentase 7,8%, balita 7,6 % sedangkan umur produktif ( 15- 60 thn ) 84,34 % dari total kunjungan Puskesmas( 15.757 kunjungan) pada tahun 2015 Angka kesakitan berdasar golongan umur, ternyata usia produktif didapatkan angka kunjungan tertinggi, selanjutnya usia bayi pada tahun 2015.sedangkan jumlah total kunjungan puskesmas tahun 2015 adalah 15.757orang.Adanya penurunan kunjungan dari tahun 2014 yaitu 15.775 sedang tahun 2015 sejumlah 15.757 sejumlah 18 Pasien ( 0,1 %)
Tabel  6
Angka Kesakitan Menurut Kelompok Umur (KU) Purwosari Tahun 2014

Kunjungan
% Total
< 1
1236
7,8
1 – 4
1230
7,8
5 – 15
2209
14,0
1659
8485
53,8
60 – 70+
2597
16,4

Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar 4
Kunjungan Pasien Rawat Jalan
UPT Puskesmas Purwosari Semua Kelompok Umur  Tahun 2015

 
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Pada tabel angka kesakitan berdasar kelompok umur, ternyata kelompok usia produktif didapatkan angka prosentase yang paling besar yaitu 53,8 % Hal ini menandakan merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit.sehingga dapat menghambat produktifitas.
Tabel 7
Sepuluh Besar Penyakit Semua kelompok umur
Di UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015

Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gambar 5
Pada tabel angka kesakitan berdasar kelompok umur, ternyata commond cold didapatkan angka prosentase yang paling besar yaitu 1668  pasien.

1.     Pola Penyakit Kelompok Umur Bayi
Dari 1236  jumlah total kunjungan kasus  bayi pada kelompok umur bayi
(<1 tahun) tahun 2015  yang diamati di Puskesmas, penyakit Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas dan Common cold / Nasofaringitis akut masih dominan.
Tabel  8
Sepuluh Besar Penyakit Golongan Umur <1 Tahun
Di UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2016
                       




Gambar 6

Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015

2.     Pola Penyakit Kelompok Umur Balita

Dari 1230 jumlah total kunjungan kasus kelompok umur balita, pola penyakit kelompok umur balita 1-4 tahun di UPT Puskesmas Purwosari terbesar adalah Common cold / Nasopharingitis Akut. Pada golongan umur Balita ternyata jenis penyakit infeksi juga masih dominan.

           Tabel  9
Sepuluh Besar Penyakit Golongan Umur 1 -4 tahun
Di UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015


Gambar 7

Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015

3.     Pola Penyakit Kelompok Umur 60-69tahun

Dari 2597 jumlah total kunjungan kasus kelompok umur 60-69 pada tahun 2015 yang diamati di UPT Puskesmas Purwosari, pola penyakit degeneratif seperti Myalgia, Hipertensi, Reumathoid. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut :

Tabel 10
Sepuluh Besar Penyakit Golongan Umur 60 – 69 tahun
Di UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015

Gambar 8
10  Penyakit Pasien rawat Jalan  pada Umur 60-69thn
UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015


Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015

D.    Status Gizi
Keadaan gizi masyarakat tidak lepas dari faktor internal maupun eksternal sehingga penanganan masalah gizi tidak hanya tanggung jawab jajaran kesehatan semata tetapi diperlukan keterpaduan program dalam penanggulangannya. Status gizi masyarakat dapat digambarkan dengan indikator antara lain pada status gizi balita, angka anemia anemia, Kurang Energi Protein (KEP) balita dan wanita usia subur (WUS) dengan kurang energi kronis (KEK). Status gizi masyarakat di kecamatan Purwosari pada umumnya tergolong cukup. Hal ini dibuktikan dengan angka gizi buruk balita, serta anemia ibu hamil. Cakupan pemantauan status gizi masyarakat di wilayah  Purwosari sebagai berikut :







Tabel 11
Cakupan Pemantauan Status Gizi (PSG)
di Kecamatan Purwosari Tahun 2015
Jenis Indikator
2013
2014
2015
Target
·        Status Gizi ( BB/U )
Gizi buruk
0,69%
0, 9%
0,8%
< 5 %
Gizi kurang
10,49%
11,60%
8,4%
< 20 %
Gizi baik
87,45%
84,60%
89,0%
> 80 %
Gizi lebih
1,37%
2,90%
1,9%
< 3 %
·         
KEP Nyata
0,5%
0,9%
0,8%
< 1 %
KEP Total (gizi kurang dan buruk)
9,21%
12,5%
9,11%
< 35 %
·         
Anemia ibu hamil
8,68
3,24%
12,04
< 30 %
Kurang Energi Kronis (KEK) WUS
11,42
13,48%
15,38
20 %
BBLR yang ditangani
100%
100%
100
< 10 %

Sumber : Program Gizi UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Gizi buruk dan gizi kurang prevalensinya sedikit mengalamipenurunan dari tahun sebelumnya. Demikian juga prevalensi KEP mengalami Penurunan prosentase sedangkan prevalensi gizi lebih cenderung mengalami Penurunan, dan Gizi Baik mengalami peningkatan, hal ini merupakan angka peningkatan kinerja baik oleh masyarakat atau Pihak pemberi pelayanan kesehatanan, lintas sektor, Prevalensi anemia ibu hamil cenderung mengalami Peningkatan ini disebabkan ibu hamil masih mual saat Trimester I, Sehingga obat masih ada dan tidak diminum sehingga mengalami peningkatan prosentase Anemia Meningkat,Perlunya pendampingan Ibu hamil dalam Konsumsi obat dan perlu peningkatan Penyuluhan Tentang  pentingnya tablet Fe dan asupan makan sumber Fe. Prevalensi KEK pada WUS mengalami sedikit peningkatan Prosentase dari tahun kemarin, ini membuktikan bahwa WUS menkonsumsi sumber energi dan protein menurun.perlunya peningkatan kinerja bagi peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan untuk penurunan prevalensi KEK di wilayah purwoari.




Gambar  9
Status Gizi Buruk menurut BB/U Di Wilayah Kecamatan Purwosari
Tahun 2015










SITUASI UPAYA KESEHATAN

A.   Pelayanan Kesehatan Dasar
1.     Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
a.      Kunjungan Ibu Hamil
Cakupan K 1 sudah memenuhi target (100), K 4 masih belum sesuai target (95%) dan Persalinan oleh Nakes  Sudah Memenuhi target ( 90%) pada tahun 2015

Gambar 10
Cakupan K 1 UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015

Gambar 11
Cakupan K 4 UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015





Gambar.12
Cakupan Persalinan Nakes UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015


Sumber : Program KIA UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015

b.     Kunjunag ibu hamil ( K4)

Cakupan Ibu melakukan Kunjungan kehamilan ke empat belum mencapai target. Adapun target K4 95 % Seangakan pencapaian K4 sebesar 83.95% hal ini disebabkan adanya ibu yang DO K4 ( Abortus, Mobilisasi penduduk, Adanya KTD sehingga Malu periksa Kehamilannya)

c.      Pertolongan Persalinan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, sehingga mempengaruhi cakupan pelayanan ibu nifas (94,67%) dari target (90%), pelayanan nifas telah memenuhi target Walau demikian dalam pertolongan persalinan adalah di fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta tercakup 100%

d.     Pelayanan Kesehatan bayi dan balita

Cakupan Neonatal dengan komplikasi tahun 2014  71,79%  sedangkan tahun 2015 sebesar 94.05%  yang dilayani mengalami kenaikan, ini berarti penanganan neonatal semakin meningkat dan diharapkan adanya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Adapun kunjungan bayi minimal 4 kali sudah memenuhi target,  dari target 90% pencapaiannay 100% dikarenakan masyarakat sudah faham tentang pentingnya kesehatan bayinya. Pelayanan Anak balita belum memenuhi target, dari target 90% pencapaiannya 82,18%disebabkan adanya mobilisasi penduduk atau balita.Pemeriksaaan MTBS sebesar 77,18% sedangkan targetnya 80,00% ini dikarenakan balita berkurang angka kesakitannya.

2.     Imunisasi
Program imunisasi yang dilakukan pada sasaran bayi meliputi imunisasi BCG, DPT Penta, Polio, Campak. Cakupan imunisasi pada tahun 2015 dapat dilihat selengkapnya pada gambar berikut :
       Gambar 13
Cakupan Imunisasi HB 0-7 hari
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015


Gambar. 14
Cakupan Imunisasi BCG
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015

Gambar. 15
Cakupan Imunisasi Polio 1
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015


Gambar. 16
Cakupan Imunisasi DPT-HB-HiB
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015


    





       Gambar. 17
Cakupan Imunisasi Campak
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015


Sumber : Program Imunisasi  UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015


3.     Kunjungan Puskesmas

Kunjungan rawat jalan UPT Puskesmas Purwosari meliputi kunjungan aktif dan kunjungan pasif. Kunjungan aktif dilakukan UPT Puskesmas Purwosari melalui kegiatan Puskesmas Keliling yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan Posyandu Balita dan  Posyandu Usila sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Kunjungan rawat jalan UPT Puskesmas Purwosari pada tahun 2014 sebanyak 15775 kunjungan sedang tahun 2015 sebanyak 15.575 kunjungan pasien
Dengan ditarget pendapatan yang harus dicapai maka tahun 2015  UPT Puskesmas Purwosari mengalami sedikit kunjungan. Dengan rata – rata kunjungan Puskesmas Keliling antara enam sampai dengan delapan kali setiap bulan. Pasien rawat jalan yang berkunjung di UPT Puskesmas Purwosari meliputi pasien umum, Askes, Jamkesmas, Jamkesos serta PKH sebagaimana tergambar berikut :







Gambar. 18
Grafik Kunjungan Pasien Rawat Jalan per Bulan
UPT Puskesmas Purwosari 2015



Sumber : SP2TP perbulan  UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015



Gambar. 19
Diagram Kunjungan Rawat Jalan Berdasar Jenis Pasien
UPT Puskesmas Purwosari 2015


Sumber : Simpus UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015





B.   Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Penunjang
1.     Cakupan Pelayanan Gawat Darurat

UPT Puskesmas Purwosari merupakan salah satu Puskesmas dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level satu yang dapat diakses masyarakat. Kunjungan Gawat Darurat di UPT Puskesmas Purwosari dapat diketahui sebagai berikut :
            Gambar. 20
Grafik Kunjungan Pasien Gawat Darurat per Bulan
UPT Puskesmas Purwosari 2015


            

Gambar 21
Kunjungan Gawat Darurat Terbanyak


Sumber : SP2TP  UPT Puskesmas Purwosari 2015

Adapun kunjungan gawat darurat paling banyak penderita Kecelakaan Kerja 30% dari 679 pasien yang berkunjung ke Gawat Darurat .

2.     Pelayanan Laboratorium

Laboratorium UPT Puskesmas Purwosari adalah laboratorium sederhana yang dapat melayani beberapa parameter pemeriksaan diantaranya darah rutin, Urine rutin, Faeses, Kimia darah sederhana meliputi Gula Darah, Asam Urat, Kolesterol serta Bakteriologi BTA. Laboratorium UPT Puskesmas Purwosari juga merupakan laboratorium rujukan mikroskopis untuk pemeriksaan BTA dengan Puskesmas satelit UPT Puskesmas Panggang I dan UPT Puskesmas Panggang II.

C.    Pemberantasan Penyakit

1.     Pemberatasan Penyakit Menular

a.      Demam Berdarah Dengue (DBD)

Tahun 2015  Purwosari mengalami kenaikan Angka kesakitan dari DBD karena penerapan PHBS yang belum optimal, ini ditunjukkan dengan angka bebas jentiknya dengan angka ABJ  65%. Sedangkan target capaian ABJ sebesar 95 %. Dengan adanya kasus DBD sejumlah 4  kasus.Dengan angka Kematian DBD 1 Orang Perlu optimalisasi Penyuluhan tentang DBD dan gerakan PSN.
b.     Diare
Penderita Diare pada tahun 2015 di wilayah Kecamatan Purwosari menduduki peringkat 3 pada bayi, urutan ke 5  pada balita sedang untuk usia 60-70+tahun tidak menempati urutan sepuluh besar penyakit. {ada 10 besar penyakit pada seluruh kunjungan Puskesmas, Diare tidak masuk urutan. adanya peningkatan perbaikan dalam kasus Diare disebakan STBM sudah mencakup 5 desa.  Dari total  kasus diare yang ada dan dilaporkan tidak ada kematian
Gambar. 22
Pola Kasus Diare di UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015

Sumber : P2 Diare  UPT Puskesmas Purwosari 2014

Apabila dilihat dari pola di atas diketahui bahwa pada setiap akhir dan awal tahun terjadi kenaikan kasus yang cukup berarti ini disebabkan pola musim.
Gambar. 23
Peta Penyebaran Diare di Wilayah Purwosari
Tahun 2015


 

















c.      TBC – Paru
Penemuan penderita TBC – Paru di UPT Puskesmas Purwosari mengalami fluktuasi baik penemuan dengan BTA (+) maupun BTA (-) Rongent (+). Berdasarkan program TB nasional prevalensi TBC adalah 64/100.000 penduduk dan penemuan penderita untuk umur > 15 tahun.
Penemuan penderita TBC – paru pada tahun 2015  sebanyak 1 sedangkan yang diperiksa dalam dahak 222 orang. Sedangkan pengobatan TBC – paru diberikan secara gratis oleh pemerintah

Tabel 12
Pencapaian Program TBC – Paru
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
Jenis Indikator
Target 2014
Pencapaian
Prosentase
Perkiraan Penderita BTA (+)
13
1
7,6  %
Konversi
85 %
0
0 %
Kesembuhan
85 %
0
0%


d.     HIV – AIDS dan Penyakit Kelamin
Kasus HIV/AIDS di Gunungkidul pada umumnya semakin meningkat, Pada tahun 2015 Untuk penanggulangan penyebaran penyakit HIV-AIDS, UPT Puskesmas Purwosari bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat serta bekarjasama dengan PKBI dalam Melakukan VCT yang ada di wilayah kecamatan Purwosari dengan mengadakan kegiatan  di antaranya :
·          Melakukan KIE kepada masyarakat terutama kepada kelompok RISTI dan tokoh masyarakat.
·          Pendampingan bagi pengidap HIV atau ODHA termasuk rujukan.
·          Menjaga kerahasiaan penderita dari kemungkinan penolakan masyarakat.
·          Mengadakan VCT bagi tersangka ke RS Bethesda Yogyakarta.
·          Mengadakan VCT bagi Ibu hamil akan tetapi tidak semua Ibu hamil

e.      AFP dan Pneumonia
Kasus AFP di wilayah UPT Puskesmas Purwosari pada tahun 2015  1 penderita pada kasus bayi dengan kelain kongenetal. Dan kematian Pneumonia ada satu jadi pada akhir tahun pneumonia yang ada di wilayah UPT Puskesmas Purwosari berjumlah 0 Kasus pneumonia.
Penyakit flu burung adalah salah satu penyakit zoonosa yang diprediksikan akan berkembang menjadi wabah di Indonesia. Istilah flu burung adalah penyakit bila terjadi pada manusia, sedangkan pada unggas diistilahkan dengan Avian Flu. Sebagai faktor pendukung timbulnya wabah di antaranya :
·          Jumlah peternakan unggas di wilayah Purwosari yang masih dikelola secara tradisional, sehingga sanitasi di kandang kurang baik.
·          PHBS yang masih belum merata di masyarakat.
·          Lalu lintas unggas belum terawasi secara baik apalagi kecamatan Purwosari merupakan daerah perbatasan dengan luar kabupaten.
·          Konsumsi produk unggas di Purwosari cenderung lebih tinggi dibanding produk hewani lainnya.
Langkah – langkah yang diambil dalam rangka penaggulangan Flu Burung di UPT Puskesmas Purwosari :
·          Pembentukan Tim Gerak Cepat wabah Flu Burung yang melibatkan lintas sektor di Kecamatan.
·          Pelatihan kader tentang Flu Burung yang difasilitasi oleh PMI Gunungkidul
·          Pelacakan setiap ada laporan masyarakat bersamaan dengan petugas dari Puskeswan Kecamatan Panggang.

f.       Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Penyakit PD3I meliputi  Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B, di tahun 2014 UPT Puskesmas Purwosari hanya dapat menemukan suspek campak satu.
       Rencana strategi penanggulangan penyakit campak tahun 2012 – 2017 mengarahkan pelaksanaan kegiatan surveilans campak berbasis individu (case based surveillance). Mengingat insiden kasus campak yang cukup tinggi di wilayah Indonesia, harapannya semua kasus campak yang datang ke puskesmas maupun puskesmas pembatu dapat ditanyakan pada keluarga penderita apakah ada kasus yang sama di sekitar tempat tinggal atau teman sekolah penderita. Apabila keluarga penderita menyatakan ada kasus lain, maka petugas kesehatan harus melakukan pengecekan ke lapangan untuk mencari kasus tambahan lainnya. Jika jumlah kasus memenuhi kriteria KLB, maka dilakukan penyelidikan Epidemiologi KLB campak

3.     Penyakit Tidak Menular
Pola penyakit tidak menular yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Purwosari setiap tahun tidak jauh berbeda hanya saja urutan mengalami pergeseran.

Gambar. 24
Pola Penyakit Tidak Menular UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015

Sumber : Surveilans PTM  UPT Puskesmas Purwosari 2015

                        Lima besar penyakit tidak menular (PTM) banyak didominasi oleh penyakit gangguan otot yang menduduki urutan pertama Myalgia. Perubahan transisi demografi di mana meningkatnya kelompok usia lanjut dan pola konsumsi masyarakat membawa konsekuensi meningkatnya penyakit tidak menular yang bersifat degeneratif. Berubahnya perilaku masyarakat juga banyak berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pola penyakit.

D.    Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar

1.     Sanitasi Dasar

Berdasarkan hasil kegiatan lingkungan pada tahun 2015 diperoleh angka sebagai berikut

Tabel 13
Jumlah Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Kecamatan Purwosari Tahun 2015
Jenis Sarana
diperiksa
Memiliki
( Sehat)
Prosentase
Akses air bersih
21009
20610
98.10%
Jamban
21009
20909
99,5%
Rumah sehat
4761
        2043
42,91%
SPAL sehat
2419
1070
44,23%
 Sumber : Kesehatan Lingkunga&  Lap. MGDS UPT Puskesmas Purwosari 2015


Jamban keluarga dengan target minimal 80% telah terpenuhi yaitu 99,5%, Air menjadi salah satu masalah penting di wilayah Purwosari. Kekeringan pada musim kemarau menjadi hal rutin terjadi dan terkait erat dengan potensi dari kandungan air di tanah kapur. Program memompa air bawah tanah untuk dialirkan ke daerah potensial kekeringan telah dilakukan, namun dalam pelaksanaannya, keterbatasan debit air dan prasarana serta kondisi geografi yang ada masih belum semua masalah ketersediaan air bersih di Purwosari dapat dituntaskan.
Dalam penyediaan air bersih masyarakat purwosari paling banyak menggunakan Penampungan Air hujan.

2.     Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Situasi kesehatan lingkungan di wilayah kecamatan Purwosari data dari kesehatan lingkungan UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015 tersaji pada tabel berikut:

Tabel 14
Data Kesehatan Lingkungan Kecamatan Purwosari Tahun 2015
Jenis
Jumlah
Diperiksa
Sehat
Cakupan
Rumah Sehat
4746
4746
2178
45,89%
Makan jajanan
10
10
5
50%
Losmen/Hotel
30
30
22
81,5 %
Sarana pendidikan dan Puskesma
18
18
18
100 %
Pasar
3
3
0
0
Masjid
56
48
48
85,7 %
Sumber : Kesehatan Lingkungan  UPT Puskesmas Purwosari 2015

E.    Perbaikan Gizi Masyarakat
Bayi, balita dan ibu nifas/hamil merupakan kelompok sasaran yang sangat rentan terhadap penyakit dan masalah kesehatan lainnya, sehingga program perbaikan gizi diarahkan pada kelompok tersebut. Program perbaikan gizi antara lain lain meliputi pemberian vitamin A, Fe dan kapsul Iodium.
Pemberian Vitamin A pada balita untuk setiap tahun diberikan pada dua tahap (bulan Vitamin A) yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Distribusi vitamin A banyak dilakukan melalui Posyandu. Cakupan pemberian Fe kepada ibu hamil dan balita sangat berkaitan dengan banyaknya kasus anemia yang ada. Distribusi Fe juga banyak dilakukan melalui Posyandu, bentuk pemberian Fe untuk balita sirup sedangkan untuk ibu hamil / ibu nifas berupa tablet tambah darah (TTD). Cakupan pemberian telah memenuhi target yang diharapkan.
Berkaitan dengan pola pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif di wilayah kecamatan Purwosari  mencapai 54,6% untuk cakupan ASI  Eksklusif bayi sampai umur 6 bulan. Hal ini karena dipurwosari sudah terbentuk KP Ibu dan ada MOU antara BPS dengan camat Purwosari mengenai dukungan pemberian ASI Eklusif dan tidak memasarkan susu formula untuk bayi dibawah 6 bulan.

Tabel. 15
Cakupan Pemberian Vitamin A dan Fe
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015
           
Cakupan 2014
Target
2015
Target
Distribusi Vit A
·        Balita
·        Ibu Nifas

100 %
100 %

100 %
100 %

100%
100%
Cakupan Fe Bumil
·        Fe 1
·        Fe 3


92,34 %
81,02%

98,53 %
83,95%

90 %
90 %
                        Sumber : Program Gizi UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015

Semua ibu nifas di berikan Vitamin A secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Purwosari.Sedangkan cakupan pemberian Fe 1 terjadi penurunan, Bumil masihy ada yang mual jika minum Fe pada TM I, ,Demikian juga pada pemberian Fe 3 terjadi peningkatan .


F.     Pelayanan Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Dengan adanya SPM bidang kesehatan maka pengobatan sebagai pelayanan penunjang pemeriksaan kesehatan perlu mendapatkan perhatian. Berikut gambaran penggunaan obat di UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015

       Gambar. 25
10 besar Pemakaian Obat UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2015
Sumber : Pengelola Obat UPT Puskesmas Purwosari 2015



 BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A.    Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan merupakan input bagi berlangsungnya sistem kesehatan secara umum, yang meliputi  sarana kesehatan yang dimiliki pemerintah, bersumber daya masyarakat dan swasta. Untuk sarana kesehatan pemerintah yang ada di Purwosari meliputi : 1 Puskesmas Induk Non Perawatan dengan 3 Puskesmas Pembantu, 1 Polindes dan 2 Poskesdes 1 mobil operasional Puskesmas Keliling.
Sedangkan yang swasta meliputi Bidan Praktek Swasta 2 orang sedangkan sarana penunjang yang lain seperti Apotek, Rumah Sakit Umum belum ada. Berikut ini tabel sarana kesehatan selengkapnya :

Tabel  16
Sarana  Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Purwosari

Desa
Pusk. Induk
Pustu
Polindes
Poskesdes
BPS
Giripurwo
1



1
Giricahyo

1

1

Girijati

1
1


Giriasih

1


1
Giritirto

1



Sumber : Pengelola Barang UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015

Untuk Bidan Praktek swasta ada 2 yang memiliki Surat Ijin Praktek Bidan. Ada 3 Pustu dimana ada perumahan dinas yang Telah ditempati Tenaga kesehatannaya di semua Pustu diwilayah Purwosari.Semua Perumahan Dinas yang telah Dihuni oleh tenaga kesehatan.

B.    Tenaga Kesehatan
Pemenuhan tenaga kesehatan berhubungan terhadap target – target program kesehatan misalnya jumlah dokter dan perawat dengan capaian kunjungan puskesmas, jumlah bidan dengan kunjungan K1 dan K4 juga jumlah petugas gizi dengan capaian status gizi di masyarakat.

Tabel  17
Tenaga Kesehatan Di UPT Puskesmas Purwosari
Jenis Tenaga Kes
Jumlah
Rasio/ 100.000 pddk
Dokter Umum
1 PNS
4,8
Dokter Gigi
1 PNS
4,7
Perawat
6 PNS
23,4
Bidan
5 PNS 3PTT
47,95
Sanitarian
1 PNS
4,7
Petugas Gizi
1 PNS
4,7
Analis Kesehatan
1 PNS
4,7
Analis Farmasi
1 PNS
4,7
Perawat Gigi
2 PNS
9,4
    Sumber : Kepegawaian UPT Puskesmas Purwosari 2015

C.    Pembiayaan Kesehatan
1.     Dana Rutin dan Pembangunan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan UPT Puskesmas Purwosari berasal dari Kapitasi, juga alokasi dana APBN ( BOK ) diperuntukan untuk penyelenggaraan  Program kesehatan. Berikut alokasi dana kesehatan UPT Puskesmas Purwosari tahun 2015  serta prosentase penggunaan sampai akhir tahun 2015.

Tabel 18
Alokasi Dana Kesehatan
UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2015

Jenis / Sumber
Nominal (Rp)
Penggunaan (Rp)
Prosentase
Kapitasi
1.538.488.229

1.073.284.137
69,76
( BOK )
96,665,000

96,665,000

100
Jumlah
   1,635,153,229

   1,169,949,137

71,54
Sumber : Pengelola Keuangan UPT Puskesmas Purwosari 2015

         Untuk anggaran Kapitasi sejumlah Rp  1,040,794,500 ,- serta ditambah silpa tahun 2014 menjadi total kapitasi Rp 1.538.488.229,- serta penggunaan anggaran tahun 2015 menghabiskan Rp 1,169,949,137,-.
2.     Retribusi Kesehatan
Sesuai dengan Perda Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 tahun 2007 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat. Bahwa retribusi UPT Puskesmas Purwosari  diperoleh dari pelayanan medis dan perawatan, penunjang Medis dan pelayanan non medis. Berikut rekapitulasi retribusi serta target pendapatan UPT Puskesmas Purwosari sampai dengan akhir tahun 2015.berdasarkan penerimaan dari Pustu, Polindes, Pusling, Induk ( BP,KIA, GADAR) Sejumlah Rp 866.088.446,-Dan dana Reklas Dana Kapitasi 2014 Sejumlah Rp497.693.729,-  Sedangkan target anggaran Pendapatan Rp 970.663.431,-.Berikut ini Pendapatan yang disajikan belum penambahan Reklas dana Kapitasi 2014

Tabel  19
Retribusi Bidang Kesehatan
UPT Puskesmas Purwosari 2015


No

Tempat Pelayanan

Target

Realisasi 2015

Prosentase

1

Pusk. Induk

860.727.946

2

Pustu Giricahyo

928..000

3

Pustu Girijati

532.000

4

Pustu Giriasih

319.000

5

Pustu Giriirto

762.000

6

Pusling

1183.500

8

Polindes Girijati

708.000

9

Polindes Giricahyo

928.000

Jumlah



866.088.446



970.663.431

89.23
Sumber : Simpus  dan bendahara penerimaan  UPT Puskesmas Purwosari 2015

D.    Sumber Daya Kesehatan Lainnya
1.     Peran Serta Masyarakat di Posyandu
Untuk kegiatan peran serta masyarakat antara lain dari kegiatan Posyandu. Kegiatan Posyandu yang banyak dilakukan di masyarakat adalah penimbangan Balita yang didukung dengan program peningkatan gizi yang berupa pemberian makanan tambahan (PMT). Penjaringan kasus gizi buruk balita banyak dijumpai melalui kegiatan penimbangan di Posyandu. Selain itu kegiatan pemberian Vitamin A, Fe dan Yodium juga melalui Posyandu.
Jenis Posyandu dikelompokkan empat kelompok yang meliputi Posyandu pratama, madya, purnama, dan mandiri. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 20
Strata Posyandu di Wilayah Purwosari tahun 2015

No
Desa
Jumlah Posyandu
Jumlah
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
1
Giripurwo
0
0
0
10
10
2
Giricahyo
0
0
7
0
7
3
Girijati
0
0
3
1
4
4
Giriasih
0
0
2
2
4
5
Giritirto
0
0
4
3
7
Jumlah
0
0
16
16
32
Sumber : Promkes UPT Puskesmas Purwosari  2015

Gambar 27
Tingkatan Posyandu di Kecamatan Purwosari


Sumber : Promkes UPT Puskesmas Purwosari 2015

2.     Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Salah satu program yang tengah disosialisasikan kepada masyarakat adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang intinya memberikan penilaian terhadap beberapa indikator perilaku di rumah tangga. Terbagi 4 strata dengan penilaian berdasarkan warna dan berdasarkan hasil survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tahun  2015 dengan sasaran rumah tangga  PHBS. Seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 21
Prosentase Rumah Tangga Ber PHBS
Kecamatan Purwosari Tahun 2015

Sumber : Promkes UPT Puskesmas Purwosari 2015
Sehat IV memiliki prosentase yang paling besar. Hasil ini berkaitan dengan hasil penilaian dari beberapa variabel, antara lain angka bebas rokok dalam satu rumah tangga dan kepesertaan pemeliharaan kesehatan dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar